Selasa, 04 Juni 2013

RESPONDING AGAMA BAHA'I


RESPONDING PAPER
Agama Baha’i

Untuk tugas individual mata kuliah Agama-agama Minor



Dosen Pembimbing:
Ibu. Hj. Siti Nadroh, M.Ag






Disusun oleh:
NUR FARIZA: 1110032100014








JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2013


1.      Pengertian
Bahá’í adalah agama yang independen, bukan sekte dari agama lain. Utusannya adalah Bahá’u’lláh, tujuannya untuk mewujudkan transformasi rohani dalam kehidupan manusia dan memperbarui lembaga-lembaga masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip keesaan Tuhan, kesatuan agama, dan persatuan seluruh umat manusia.
2.      Sejarah
Dari ke-12 imam yang hilang untuk memperoleh jalan menuju kebenaran agama.imam yang ke 12 hilang pada abad ke 19 dan kaum syiah selalu percaya bahwa suatu saat nanti dia akan muncul kembali sebagai mahdi.[1]
Bahaullah (sayyid Ali Muhammad) sebagai pendiri
Sekitar tahun 1840 bab tinggal selama setahun di kota kota suci syiah di irak tempat dia menjalin kontak langsung  dengan Sayyid khazim Rasyti,pemimpin madzhab syaikiyah semi ortodoks yang menekan gagasan esoteris.
      Setelah wafatnya sayyid khazim pada awal tahun 1844 seorang muridnya yang terkemuka yang bernama Mulla husayn pergi ke sebuah masjid dan bermeditasi selama 40 hari.mulla husayn terus kesana kemari  mencari qaim yang telah dijanjikan itu dan akhirnya ia ketemu dengan bab dan setelah berbincang bincang lalu bab menunjukan bukti bukti yang jelas bahwa beliaulah qaim yang di janjikan, ia menulis dengan sangat cepat  bagian pertama dari tafsirnya al-qur’an surat yusuf kemudian ia menyampaikan kata-kata berikut kepada mulla husayn:[2]
       “Wahai engkau yang pertama beriman kepadaku sesungguhnya aku katakan,akulah bab pintu tuhan dan engkaulah babul bab pintu dari segala pintu itu”.
      Pada tahun 1844 seorang muslim syiah bernama Mirza ali Muhamad menyatakan dirinya sebagai imam yang ke-12 yang dijanjikan, dengan nama bab al-din (pintu agama) dan mengumpulkan muridnya, membentuk kelompok yang disebut babis. Kelompok ini tidak bertahan lama karena berhasil di hancurkan melalui kekuatan agama dan politik bangsa Persia. Pada tahun 1850 bab al din dihukum mati di depan khalyak ramai, sedangkan muridnya ada yang di penjara atau di hukum mati. Jasad bab diselamatkan oleh para pengikutnya dan diawetkan. Akhirnya jasad bab dipindahkan ke haifa di palestina tempat ia di kuburkan.

Ia juga menyebut dirinya bahaullah (keagungan Allah) dan para pengikutnya menerima dan mengikuti ajaranya disebut sebagai kaum baha’i. Setelah dibebaskan, ia menjalani sisa hidupnya sebagai orang tahanan pemerintahan Turki di Acca. Dia menyebarkan ajaran-ajaranya tentang persatuan dan perdamaian dunia. Pada saat itu ia telah menulis beberapa buku dan tulisan-tulisan lainaya yang berisi:
·         tujuan dan misinya dikirimkan pada paus dan beberapa kepala negara dunia
·         meminta bantuan mereka dalam meningkatkan perdamaian dunia
·         menulis beberapa buku; -Kitabi aqdas
    -kitabi iqan
    -the hidden words
Dia meninggal di acca pada tahun 1892 pada usia 75 tahun.
3.      Ajaran Baha’i
Ke-esaan Tuhan
Hanya ada satu Tuhan Yang Maha Agung, yakni Tuhan Yang Maha Esa yang telah mengirim para Rasul dan Nabi untuk membimbing manusia. Oleh karena itu, semua agama yang bersumber dari satu Tuhan ini, haruslah menunjukkan rasa saling menghormati, mencintai, dan niat baik antara satu dengan yang lain.
“Tiada keraguan apa pun bahwa semua manusia di dunia, dari bangsa atau agama apapun, memperoleh ilham mereka dari satu Sumber surgawi, dan merupakan hamba dari Satu Tuhan.” — Bahá’u’lláh”
Wahyu Ilahi adalah “Sabda Tuhan” yang dapat membuka potensi rohani setiap individu serta membantu umat manusia berkembang terus-menerus menuju potensinya yang tertinggi.
Keselarasan dan Toleransi antar Umat Beragama
Tujuannya adalah mewujudkan persatuan dan kebahagiaan bagi seluruh umat manusia. Saling menghormati dan mencintai serta kerja sama di antara pemeluk agama yang berbeda akan membantu terwujudnya masyarakat yang damai.
penuh semangat untuk mengabdi kepada rakyat banyak, melupakan manfaat duniawi bagi dirinya sendiri, dan bekerja hanya demi kebaikan umum.”-----‘Abdu’l-Baha
Kesatuan Dalam Keanekaragaman
“Orang-orang yang dianugerahi dengan keikhlasan dan iman  seharusnyabergaul dengan semua kaum dan bangsa di dunia dengan perasaan gembira dan hati yang cemerlang, oleh karena bergaul dengan semua orang telah memajukan dan akan terus memajukan persatuan dan kerukunan, yang pada gilirannya akan membantu memelihara ketentraman di dunia serta memperbarui bangsa-bangsa.”-----Bahá’u’lláh Kesatuan Umat Manusia
Semua manusia sama dihadapan Tuhan.
Sifat Roh dan Kehidupan Sesudah Mati
Umat Bahá’í percaya tentang adanya roh yang kekal yang ada pada setiap manusia walaupun kita tidak sepenuhnya mampu memahami sifat roh itu. Bahá’u’lláh bersabda:
“Engkau telah menanyakan kepada-Ku mengenai hakikat roh. Ketahuilah bahwa sesungguhnya roh adalah sebuah tanda Tuhan, sebuah permata surgawi yang kenyataannya telah gagal dipahami oleh orang-orang yang paling terpelajar, dan tidak ada akal, betapa pun tajamnya, yang dapat berharap untuk membuka rahasianya.”
Roh ini dapat berkembang  jika dapat dipelihara dengan jalan mengenal Tuhan dan ajaran-ajaran-Nya yang diwahyukan oleh para Rasul dan Nabi-Nya, seperti cinta pada Tuhan, doa, meditasi, puasa, disiplin moral, kebajikan-kebajikan Ilahi, menjalankan hukum-hukum agama, dan pengabdian kepada umat manusia. Bahá’u’lláh bersabda:
Budi Pekerti yang Luhur
Berupaya memperoleh sifat-sifat mulia serta bertingkah laku sesuai dengan standar moral yang tinggi. “Cahaya dari watak yang baik melebihi cahaya dan kecemerlangan matahari. Barangsiapa mencapai tingkat ini, dianggap sebagai permata di antara manusia. Kemuliaan dan keluhuran dunia tergantung padanya ... ” — Bahá’u’lláh
 “Semua manusia diciptakan untuk memajukan peradaban yang terus berkembang. Kebajikan-kebajikan yang sesuai dengan harkat manusia ialah kesabaran, belas kasihan, kemurahan hati, dan cinta kasih terhadap semua kaum dan umat di bumi ... ” — Bahá’u’lláh
Kemandirian dalam mencari kebenaran
      Setiap orang harus memiliki keinginan untuk mencari kebenaran Tuhan tampak menyandarkan diri kepada para Nabi atau tradisi-tradisi masa lalu. Kebebasan manusia melihat perwujudan tuhan melalui pandangan kesatuan dan memandang semua urusan dilihat dengan tajam.merupakan salah satu dasar pengajaran baha’i.
Persamaan kaum wanita dan pria
Kemanusiaan seperti seekor burung dengan dua sayapnya.sayap yang satu adalah jantan dan yang lainya adalah betina.jika kedua sayap tersebut tidak kuat dan tidak di dorong oleh kekuatan yang seimbang burung tersebut tidak bisa terbang.sesuai dengan semangat zaman ini,kaum wanita harus maju dan memperoleh tugasnya disemua bidang kehidupan sehingga menjadi sama.
Perbedaan antara kekayaan dan kemiskinan harus di hilangkan   
Dia menganjurkan kepada golongan kayadi seluruh dunia untuk bermurah hati dan menyumbangkan sebagian hartanya kepada orang miskin. Dia pun menganjurkan kepada semua pemerintahan di seluruh dunia untuk membuat peraturan atau undang-undang yang menghalangi trjadinya jurang pemisah yang tajam antara yang miskin dan kaya.
Pendidikan Diwajibkan bagi Setiap Manusia
Bahá’u’lláh memberi kewajiban kepada orang tua untuk mendidik anak-ana, baik perempuan/laki-laki. Jika orang tua tidak mampu memenuhi kewajiban ini karena keadaan ekonominya, masyarakat harus membantu mereka.
Memajukan Perkembangan Kaum Wanita
Wanita dan pria adalah bagaikan dua belah sayap dari burung kemanusiaan. Perkembangan seluruh kemampuan dan potensi masyarakat hanya dapat di wujudkan bila kedua sayapnya itu sama kuat. Bahaulah terus mendesak kaum pria untuk menyadari dan memberikan rumus penuh dengan kesempurnaan laten dalam diri.[3]
Sembahyang Wajib, Puasa, dan Doa
Untuk memenuhi tujuan hidup mereka, yaitu mengenal dan menyembah Tuhan dan berkembang secara rohani.
Pembentukan liga bangsa-bangsa
Ketika Baha’i berbicara tentang persatuan umat yang dimaksud bukan hanya kesatuan dalam hidup ini saja melainkan kehidupan dan mati sekaligus. Dengan demikian hidup dan mati itu saling berkaitan erat. Abdul Baha meyakini bahwa pandangan ini dihubungkan dengan kekuatan istimewa para nabi dan orang orang suci yang melihat ke dunia lain melambangkan adanya saling keterkaitan.
Berdasarkan kepercayan Baha’i tentang kesatuan mutlak Tuhan maka dalam segala hal tidak boleh ada kejahatan, jika Tuhan itu ada dan sama tidak ada tokoh setan di alam semesta. Sebagaimana kegelapan hanyalah tidak ada cahaya. Dengan demikian munculnya kejahatan hanyalah keadaan yang baik menurut abdul baha.
Dalam Dunia tidak ada kejahatan semua adalah baik,sifat dan bakat manusia tertentu yang nampaknya jelek pada kenyatan tidak demikian.

4.      RUMAH – RUMAH IBADAH BAHÁ’Í
Rumah ibadah Bahá’í dibangun dengan dana yang berasal dari sumbangan orang-orang Bahá’í dari seluruh dunia dengan nama Mashriqu’l-Adhkár, yang secara harfiah berarti “tempat terbit pujian kepada Tuhan.” Rumah ibadah Bahá’í terbuka bagi penganut dari semua agama.
Rumah ibadah tersebut merupakan tempat untuk berdoa dan bermeditasi bagi individu dan masyarakat. Saat ini, rumah ibadah Bahá’í sudah ada di setiap benua di dunia. pola arsitektur yang bertemakan ketunggalan, harus mempunyai sembilan sisi dan sebuah kubah di tengahnya. Bahá’í akan mewujudkan konsep perpaduan “ibadah dan pengabdian” sesuai dengan ajaran Bahá’u’lláh.
5. TULISAN SUCI BAHÁ’Í
Bentuk asli yang disahkan oleh Bahá’u’lláh sendiri, sehingga tidak ada keraguan atas keasliannya. Dalam Ayat-ayat Suci-Nya yang diwahyukan antara tahun 1853-1892, yang berisi:
·         Keesaan Tuhan
·         Fungsi Wahyu Ilahi
·         Tujuan hidup
·         Ciri dan sifat roh manusia
·         Kehidupan sesudah mati
·         Hukum-hukum dan prinsip-prinsip Agama
·         Ajaran-ajaran akhlak
·         Perkembangan kondisi dunia serta masa depan umat manusia



DAFTAR PUSTAKA
Ghazali Aceng muchtar,Ilmu Perbandingan Agama,Pustaka Setia Bandung 2000
Esslemont,Bahaullah and the new era,Bahai publishing Trust Book
Christie leo,konsep roh dalam agama baha’i hal.10-15(skripsi) UIN Jakarta 2000
Hartz paula,word religion baha’i faith e-book




[1] Aceng muchtar gozali,ilmu perbandingan Agama hal.99
[2] Leo christie,konsep roh dalam agama baha’i hal.10-15(skripsi)
[3] J.E esslemont,Bahaullah and the New Era,hal 99

1 komentar: