Legenda Sakaki, Pohon Suci Agama Shinto di Jepang
Agama Shinto di Jepang, alam merupakan sesuatu yang
disucikan. Untuk dapat berhubungan dengan alam artinya dapat berdekatan dengan
Tuhan. Objek alam dipuja sebagai roh suci (disebut kami). Terutama pohon Sakaki
atau memiliki bahasa latin Cleyera japonica ini.
Pohon sakaki adalah pohon rimbun dengan daun hijau yang ditemukan di dalam
mitologi, literatur dan ritual sakral di Jepang.
Saat musim semi, pohon Sakaki mengeluarkan wewangian dengan bunga putih yang
berguguran diikuti dengan munculnya buah berbentuk kecil merah tua. Pohon ini
tumbuh di bagian bersuhu hangat di Jepang, Korea maupun Cina.
Kojiki (kitab kuno) adalah catatan yang sangat bernilai bagi agama Shinto dan
diperkirakan berasal dari abad ke-8.
Berdasarkan tulisan dan referensi lain dari mitologi Jepang, pohon Sakaki
memiliki peran yang signifikan di kisah penciptaan Jepang. Pada jaman dahulu
hidup pasangan suci bernama Izanagi dan Isanami yang membuat pulau Jepang dan
anak-anak mereka menjadi dewa-dewa di berbagai klan orang Jepang.
Anak perempuan mereka, Amaterasu (Dewi yang bersinar nan agung) lahir dari mata
kiri sang ayah yang akhirnya menjadi Dewi Matahari. Dari dewi inilah para
keluarga kekaisaran Jepang mengakui mereka berasal.
Saudara laki-lakinya Susanoo, dewa badai diberi tugas untuk memimpin lautan,
namun sebelum pergi Susanoo menghancurkan sawah-sawah dan menyebabkan tempat
tinggal Amaterasu porak poranda.
Karena merasa kesal dan marah, Amaterasu akhirnya pergi ke suatu goa dan
menutup diri. Hal ini menyebabkan dunia menjadi gelap gulita.
Untuk memancing Amaterasu keluar dari persembunyiannya, para dewa akhirnya
membawa pohon Sakaki bercabang 500 dari Gunung Kaga di surga uuntuk diletakkan
di depan pintu goa yang ditinggali Amaterasu.
Di bagian atas cabang pohon Sakaki dipasang 500 permata, dibagian tengah
diletakkan cermin dengan tinggi delapan kaki dan di bagian bawah pohon di
letakkan berbagai persembahan.
Para dewa kemudian membuat kegaduhan dan bersenang-senang di luar goa.
Amaterasu merasa penasaran mengapa para dewa masih bisa bersuka cita padahal
dunia sedang gelap gulita.
Dari luar para dewa mengatakan bahwa di sana terdapat dewi yang lebih bersinar
dari diri Amaterasu. Merasa sangat penasaran dengan pesaingnya Auumaterasu pun
keluar dan melihat pantulan dirinya dari cermin yang terpasang di pohon sakaki.
Sebelum menyadari dirinya dijebak, para dewa melempar shimenawa atau tali suci
dari jerami sebelum pintu goa tertutup. Akhirnya dunia pun kembali terang dan
kehidupan terus berlanjut.
Amaterasu dipuja di Kuil Besae Ise yang merupakan kuil utama di Jepang. Dewi
ini dimanifestasikan dalam cermin yang merupakan salah satu dari tiga harta
kekaisaran Jepang.
Sakaki sendiri di letakkan di shinno-mihashira atau tempat pusat suci yang
bertempat di atas dan dikelilingi oleh bangunan kuil yang terbuat dari kayu.
Biasanya pohon sakaki dipasangi cermin-cermin di kuil Shinto lainnya.
Pohon sakaki kerap kali dijadikan kiasan dalam berbagai literatur dan
karya-karya seni di Jepang. Sakaki juga disebut dalam penggalan tulisan kuno
keagamaan yang menyebutkan bahwa pohon ini mewakili kesetiaan dan kestabilan
selain itu juga mengekspresikan keberadaan yang abadi dan kekuatan dewi di kuil
tersebut.
Berbagai upacara keagaaman Shinto menggunakan pohon Sakaki dalam ritualnya.
Dalam upacara pita suci yang disebut gohei, menggantung tali jerami suci atau
ranting dari pohon suci sakaki digunakan untuk memanggil keberadaan roh suci.
Gohei juga dikenal dengan sebutan Oho-nusa atau persembahan suci dan tetap
digunakan dalam berbagai upacara keagamaan penting di Jepang.
Oho-nusa memakai dua tongkat yang dikaitkan berdampingan dan disambung dengan
jerami dan beberapa potongan kertas. Satu tongkat tersebut dibuat dari kayu
pohon sakaki dan yang lainnya dari bambu.
Selain itu, simbol pemujaan di wilayah Izumo yang melibatkan daun sakaki
diikatkan di atas spanduk-spanduk doa yang disebut nobori. Di kuil Izumo
terdapat banyak nobori yang menghiasi wilayah kuil dengan warnanya yang putih.[1]
[1].
Anehdunia.com. diakses pada tanggal 5-06-2013.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar